AC Milan membawa pulang hasil yang jauh dari harapan ketika ditahan imbang 2-2 oleh Parma di Stadion Ennio Tardini pada pekan ke-11 Serie A. Dibawah ini akan ada penjelasan tentang berita bola menarik lainnya di FOOTBALL PC.

Padahal, Rossoneri mengawali pertandingan dengan performa meyakinkan dan mengendalikan jalannya laga sejak menit pertama. Dua gol cepat dari Alexis Saelemaekers serta penalti Rafael Leao sempat membuat tim terlihat begitu nyaman.
Namun, rasa aman itu justru menjadi boomerang bagi Milan. Setelah unggul dua gol, tim mulai kehilangan intensitas permainan dan memberi celah bagi tuan rumah untuk bangkit. Parma yang tampil tanpa beban berhasil memanfaatkan setiap kesalahan Milan dengan sangat efektif.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Hasil imbang ini terasa seperti kekalahan karena Milan bukan hanya kehilangan dua poin, tapi juga menunjukkan lagi masalah mental saat berada di posisi unggul. Situasi yang semestinya bisa dikontrol justru berbalik menjadi tekanan yang menghukum mereka sendiri.
Parma Tunjukkan Mental Baja
Parma tidak mau menyerah meski sempat tertinggal jauh. Adrian Bernabe menjadi pemain yang membuka harapan lewat gol indah jelang turun minum yang menghidupkan suasana stadion. Gol tersebut seolah memberi suntikan mental bagi seluruh pemain tuan rumah untuk terus menekan pertahanan Milan.
Berlanjut ke babak kedua, Enrico Delprato mencetak gol penyeimbang melalui sundulan tajam yang benar-benar memanfaatkan kelengahan lini belakang Milan. Dua gol itu menunjukkan bahwa Parma mampu menjaga fokus di saat Milan justru kehilangan arah permainan.
Dengan hasil ini, Parma pantas mendapatkan apresiasi karena tidak menyerah hingga detik akhir. Mereka berhasil membuat laga kembali hidup dan mencuri satu poin penting di kandang sendiri, sesuatu yang mungkin tidak dibayangkan di awal pertandingan.
Baca Juga: Fisnik Asllani Jadi Incaran Bayern: Suksesor Harry Kane dan Rebutan Barcelona
Allegri Murka dengan Sikap Pemain

Massimiliano Allegri tidak menyembunyikan amarahnya usai pertandingan. Sang pelatih menilai timnya tampil terlalu ceroboh dan kehilangan fokus setelah unggul dua gol. Bagi Allegri, masalah yang muncul bukan sekadar soal taktik, tetapi sikap pemain yang seperti “tertidur” ketika pertandingan masih jauh dari selesai.
Ia menegaskan bahwa Milan seharusnya bisa mengendalikan permainan lebih baik dan tidak mudah panik ketika berada di bawah tekanan. Karena ketika intensitas menurun, lawan dengan mudah memanfaatkan celah itu untuk membalikkan keadaan.
Allegri mengirim pesan keras bahwa pertandingan baru selesai ketika peluit panjang dibunyikan. Jika Milan ingin bersaing merebut gelar, sikap santai seperti ini harus segera hilang dari tubuh tim.
Pelajaran Berharga untuk Ambisi Scudetto
Hasil imbang ini memperpanjang catatan buruk Milan yang kembali gagal mempertahankan keunggulan dua gol. Terakhir kali hal serupa terjadi pada Mei 2024 saat melawan Salernitana, dan kini masalah itu muncul lagi meskipun komposisi tim sudah lebih kuat.
Allegri menegaskan bahwa ketika permainan tidak bekerja dengan baik, setidaknya para pemain harus bertarung untuk setiap bola. Determinasi dan konsentrasi menjadi faktor penting di Serie A yang persaingan papan atasnya semakin ketat.
Jika Milan ingin tetap berada di jalur juara, mereka harus belajar dari kesalahan ini. Konsistensi bukan hanya tentang menang, tetapi menjaga fokus penuh di setiap momen pertandingan. Kesempatan seperti di markas Parma tidak boleh terulang jika Rossoneri tak ingin ambisi scudetto kembali pupus di tengah jalan. Manfaatkan waktu luang Anda untuk mengeksplor berita bola menarik lainnya di footballpc.com.
