Ruben Amorim menghadapi empat masalah besar di Manchester United, dengan catatan 28 poin dari 29 laga Premier League menunjukkan beratnya beban yang ia pikul.
Kegagalan meraih kemenangan di awal musim Premier League 2025/2026, termasuk hasil imbang 1-1 melawan Fulham, memperlihatkan kelemahan mendasar tim. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh FOOTBALL PC.
Formasi Andalan Tak Lagi Relevan
Salah satu masalah utama yang dihadapi Manchester United saat ini adalah ketidakcocokan antara formasi yang diterapkan dan karakter skuad yang ada. Ruben Amorim tetap kukuh menggunakan skema 3-4-2-1, yang selama ini sukses di Portugal. Namun, sistem ini tampaknya tidak cocok dengan kondisi dan kualitas pemain di United saat ini.
“Formasi yang ideal di satu negara belum tentu efektif di klub lain, apalagi dengan komposisi pemain yang berbeda,” ujar analis sepak bola ternama. Ketika formasi ini dipaksakan, beberapa pemain utama harus menyesuaikan diri secara tidak alami, sehingga menimbulkan ketidakseimbangan dalam permainan.
Bruno Fernandes dipaksa bermain lebih defensif, yang berbeda dari peran naturalnya sebagai gelandang serang. Kobbie Mainoo yang sebelumnya dianggap sebagai pemain muda berbakat, malah tersingkir dari starting eleven. Amad Diallo kehilangan peran utamanya di sayap, sehingga potensi kreativitas di lini depan semakin berkurang.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Menyelesaikan Masalah Di Depan Gawang
Produktivitas gol adalah salah satu indikator utama keberhasilan sebuah tim. Hingga saat ini, Manchester United menghadapi masalah serius dalam hal pencapaian gol. Mereka belum mampu mencetak gol secara murni melalui skema permainan yang terencana, dan banyak peluang yang terbuang sia-sia.
Benjamin Sesko, pemain yang didatangkan dengan harapan mampu menambah kekuatan di lini depan, belum mendapatkan kesempatan tampil secara reguler dan belum menunjukkan dampak signifikan. Sementara itu, Mason Mount dan Matheus Cunha harus dipaksa bermain sebagai penyerang tengah, padahal bukan posisi ideal mereka.
Hasilnya, lini depan United tampak “ompong” dan kurang tajam. “Kita perlu striker yang benar-benar fokus dan mampu memanfaatkan peluang, bukan pemain yang dipaksa bermain di posisi yang bukan kebiasaannya,” ungkap pelatih terkenal. Tanpa gol yang berarti, tekanan di lini serang semakin meningkat dan menciptakan ketidakpercayaan di skuad.
Baca Juga: Keyakinan Tottenham dalam Perekrutan Bintang Crystal Palace, Eberechi Eze!
Krisis di Kiper dan Pertahanan
Kinerja penjaga gawang menjadi salah satu titik lemah yang paling mencolok dalam performa Manchester United saat ini. Altay Bayindir, yang diharapkan menjadi solusi dari kekurangan di posisi tersebut, justru tampil meragukan dan tidak mampu memberikan rasa aman di bawah mistar.
Di sisi lain, Andre Onana yang sebelumnya diharapkan mampu menjadi pilar utama, ternyata hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian dan memperlemah lini pertahanan secara keseluruhan. “Masalah di posisi kiper harus menjadi prioritas utama, karena ini menyangkut kepercayaan diri dan stabilitas tim,” ujar mantan pelatih bertaraf internasional.
Rumor perekrutan kiper baru seperti Senne Lammens memang mulai mengemuka, namun belum tentu menjadi solusi instan. Solusi terbaik saat ini adalah melakukan evaluasi mendalam dan kemungkinan melakukan penyesuaian posisi serta memberi kepercayaan lebih kepada kiper yang ada.
Kehilangan Kontrol di Lini Tengah
Salah satu aspek yang paling terlihat dalam kekalahan dan hasil imbang Manchester United adalah kehilangan kontrol di lini tengah. Fulham dengan mudah menguasai permainan di paruh kedua laga, menunjukkan bahwa United gagal menjaga tempo dan distribusi bola dengan efektif.
Casemiro dan Fernandes dua gelandang utama seperti kehilangan kemampuan mereka dalam mengendalikan pertandingan. Pergantian pemain yang dilakukan oleh Ruben Amorim justru semakin melemahkan lini tengah.
Kobbie Mainoo yang selama ini dianggap sebagai pahlawan muda yang mampu memberi energi baru. Belum mendapatkan kepercayaan penuh untuk tampil reguler. Sebaliknya, para pemain pengganti tidak mampu mengembalikan stabilitas dan kontrol permainan.
Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik footballpc.com.